PELALAWAN, INFORIAUNEWS, COM - Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan kewajiaban yang harus dilaksanakan oleh pengusaha sesuai UU perseroan terbatas dan perda CSR, tidak terkecuali sektor perkebunan.
Dalam menjalankan program CSR, perusahaan berpedoman kepada hasil pemetaan sosial sehingga program CSR benar benar sesuai kebutuhan masyarakat setempat sekitar perusahaan.
Program CSR bisa dalam bidang kesehatan, pemdidikan, lingkungan maupun infrastruktur. Bukan sekedar program asal-asalan demi pencitraan perusahaan semata.
Salah satu perusahaan besar swasta di Kec. Pangkalan Lesung yaitu PT. Sari Lembah Subur juga wajib menjalankan program CSR. Karena letak perusahaan yang berada di tengah-tengah pedesaan, maka infrastruktur yang memadai menjadi sangat penting di wilayah operasional perusahaan.
Namun yang terjadi di lapangan, kondisi infratruktur jalan sangat memprihatinkan. Salah satu jalan akses yang rusak parah adalah jalan menuju Dusun Pangkalan Kulim Desa Genduang Kec. Pangkalan Lesung. Dusun Pangkalan Kulim terletak di ujung desa sehingga harus melewati jalan perkebunan sawit PT. Sari Lembah Subur. Jalan sebagai akses utama masyarakat kondisinya sangat memprihatinkan.
Lubang lubang sangat besar dan lumpur tebal menjadi pemandangan sehari-hari. Hal ini sangat menyulitkan aktivitas warga tidak terkecuali anak-anak sekolah. "SDN 02 Genduang yang terletak di Dusun tersebut yang mayoritas muridnya adalah anak-anak karyawan PT. SLS.
Kadus Pangkalan Kulim Edi mengatakan kondisi jalan rusak sudah berlangsung lama. Pihak pemerintah Desa Genduang tidak bisa mengalokasikan dana untuk perbaikan dikarenakan masuk dalam HGU perkebunan PT. SLS. Sedangkan PT. SLS sendiri seakan menutup mata. Terkahir perusahaan memperbaiki jalan tersebut adalah bulan puasa tahun 2023, artinya sudah 2 tahun tidak diperbaiki. Edi menyesalkan sikap perusahaan," Proposal perbaikan jalan sudah dikirimkan tetapi belum mendapatkan jawaban" ujarnya.
Rabu 23 April 2025. EP, warga yang lain mengungkapkan bahwa perusahaan kerap memberitakan program CSR di media tetapi program yang tidak tepat sasaran.
Kalau bantuan bibit cabai yang disalurkan, warga sudah sanggup beli cabai, justru jalan rusak dibiarkan bertahun-tahun, ujarnya. Warga Dusun Pangkalan Kulim berharap wakil rakyat di DPRD dan Pemda Pelalawan melihat situasi tersebut dan mendesak perusahaan memperbaiki jalan.
Humas PT. SLS ketika dimintai konfirmasi oleh media mengatakan " permohonan sudah di follow up menunggu tim teknik mengecek ke lapangan". Respon perusahaan seakan-akan meneguhkan opini warga bahwa masalah harus viral dhaulu baru direspon pihak perusahaan.**(Rak).
Social Header