Riau, 2 Mei 2025
INFORIAUNEWS.COM - RIAU Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini membawa angin segar dalam wajah kebijakan negara. Melalui arahan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah resmi meluncurkan program “Sekolah Rakyat” — sebuah langkah konkret untuk menjawab kesenjangan pendidikan yang selama ini membelenggu jutaan anak dari keluarga miskin di Indonesia.
Hardiknas yang diperingati setiap 2 Mei merujuk pada hari lahir Ki Hadjar Dewantara, pelopor pendidikan nasional. Tahun ini, semangat yang diusung tidak lagi hanya menjadi refleksi, tapi diterjemahkan dalam aksi nyata sesuai ajaran beliau: “Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.”
Sekolah Rakyat dirancang sebagai sekolah berasrama gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Program ini tidak hanya menawarkan pendidikan formal, tetapi juga mencakup asrama, pemenuhan gizi layak, pelatihan vokasi berbasis potensi lokal, serta pendampingan psikososial. Tujuannya: membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh secara mental dan sosial.
Kementerian terkait telah membentuk satuan tugas lintas sektor yang sejak awal 2025 mulai membangun infrastruktur Sekolah Rakyat di berbagai wilayah, termasuk daerah tertinggal, terluar, dan termarjinalkan.
Fase awal pembangunan mencakup ruang kelas SD hingga SMA, laboratorium, perpustakaan, serta fasilitas pendukung lainnya. Tahun ajaran 2025/2026 akan menjadi awal operasional beberapa sekolah percontohan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 menunjukkan, sekitar 730 ribu lulusan SMP tidak melanjutkan ke jenjang SMA. Dari jumlah tersebut, 76% menyebut alasan ekonomi sebagai penyebab utama. Di tengah janji konstitusi tentang pendidikan sebagai hak, bagi jutaan anak Indonesia, sekolah masih terasa sebagai kemewahan.
Menanggapi program ini, analis dari Toko Politik, Rahmad ST, menyatakan bahwa Sekolah Rakyat adalah simbol kehadiran negara yang nyata.
“Sekolah Rakyat adalah bentuk nyata kehadiran negara. Negara tidak lagi hanya mengingatkan pentingnya pendidikan, tetapi juga hadir sebagai pelaksana dan penggerak keadilan akses pendidikan,” ujar Rahmad ST saat diwawancarai usai peluncuran program.
Lebih dari sekadar pembangunan fisik, program ini diharapkan mampu menekan angka putus sekolah, meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM), memutus rantai kemiskinan antargenerasi, serta mempersiapkan generasi emas Indonesia 2045.
Di tengah ketimpangan domestik dan tantangan global, Hardiknas 2025 menandai transformasi peran negara: dari seremoni simbolik menjadi tindakan strategis. Sekolah Rakyat hadir bukan sekadar sebagai fasilitas, tapi sebagai pernyataan politik dan komitmen moral: bahwa anak-anak miskin bukan beban, melainkan aset dan harapan masa depan bangsa.*(Nofri Hhr).
Social Header