PELALAWAN, INFORIAUNEWS.COM – Selama hampir 30 tahun, PT Sari Lembah Subur (SLS), anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk, diduga telah menyerobot lahan perkampungan dan pemakaman lama di Dusun Moti Guguk, Desa Genduang, Kecamatan Pangkalan Lesung, Kabupaten Pelalawan, Riau. Di lokasi tersebut, jelas terlihat pohon sawit ditanam di atas areal yang dahulu merupakan tempat pemakaman warga.
Perampasan lahan ini memicu kemarahan warga setempat. Pada hari Sabtu, tanggal 18 Oktober 2024,sore di tengah sengketa yang masih berlangsung, beberapa warga berkumpul di lokasi pemakaman yang kini berubah menjadi kebun sawit. Mereka menyatakan kekecewaannya terhadap tindakan perusahaan besar tersebut. "Kalau perusahaan mau menumbangkan sawit di sini, silakan saja, tapi ingat, kami akan menanaminya kembali karena lahan ini milik kami, bukan milik perusahaan," ujar salah seorang warga yang kesal.
Konflik ini diperparah dengan hadirnya beberapa oknum keamanan dan pekerja dari perusahaan, termasuk seorang individu berinisial J yang dikenal dekat dengan perusahaan. Kehadiran mereka justru semakin menambah ketegangan di tengah polemik yang sudah berlangsung lama.
Salah seorang ahli waris pemilik lahan menyatakan kekecewaannya terhadap sikap perusahaan, terutama setelah pergantian manajemen. "Dulu, saat Humas lama masih bekerja, kami sempat diberi lahan seluas 6 hektar. Namun, setelah pergantian manajer, suasana justru semakin memanas. Kami bukan orang serakah, yang kami pertahankan tidak sampai satu hektar. Jika kami mau, kami bisa menuntut kembali seluruh kampung lama sesuai hak kami."
Ia juga menambahkan, "Perusahaan seharusnya mensejahterakan masyarakat tempatan, bukan malah merampas hak kami. Kami tidak menjual kampung dan lahan kuburan kami, tapi perusahaan yang mengusir dan menyerobot lahan kami untuk dijadikan perkebunan."
Hingga berita ini diterbitkan, pihak media telah mencoba menghubungi salah satu asisten perusahaan berinisial EK untuk meminta konfirmasi terkait tuduhan penyerobotan lahan dan penanaman sawit di atas pemakaman. Namun, yang bersangkutan belum memberikan tanggapan apapun, seolah-olah membenarkan apa yang disampaikan oleh warga.
Selain itu, media juga berusaha mendapatkan klarifikasi dari Humas perusahaan terkait masalah ini, namun hingga kini belum ada tanggapan resmi. (N70).
Editor: Aprianto.
Social Header