Breaking News

5 Alasan Lahan Kelapa Sawit Tidak Bisa Gantikan Manfaat Hutan

INFORIAUNEWS,COM - Beauties mungkin sudah tidak asing lagi mendengar kabar pembukaan lahan hutan untuk kelapa sawit. Di Indonesia, sudah banyak deforestasi terjadi di mana tanah hutan untuk beralihfungsi menjadi lahan kelapa sawit. Padahal hutan merupakan bisa menjadi paru-paru dunia di mana oksigen terbanyak dihasilkan. Hutan juga membantu penyerapan karbon dioksida, sehingga membantu mencegah memburuknya pemanasan global.

Maka dari itu, wacana penambahan lahan kelapa sawit dengan mengorbankan jutaan hektar tanah menimbulkan perdebatan. Pasalnya, ada beberapa hal yang menyebabkan kelapa sawit masih tidak menggantikan manfaat hutan. Inilah beberapa alasannya.

Kelapa Sawit Tergolong Tanaman Pertanian dan Menyerap Karbon Lebih Sedikit

Menurut laporan kebijakan tahun 2010 oleh konsultan kehutanan Belanda, Tropenbos menyebutkan bahwa kelapa sawit tetap harus dianggap sebagai tanaman pertanian. Hal ini berdasarkan sifat cara budidaya dan pemanenan kelapa sawit, meski perkebunan kelapa sawit memiliki bentuk menyerupai perkebunan pohon seperti biasanya dalam hal tinggi dan tutupan tajuk. 

Tidak hanya itu, menurut laporan Mongabay, meski kebun kelapa sawit bisa tumbuh dengan cepat dan menyerap karbon pada tingkat tahunan lebih tinggi daripada hutan alami, perkebunan tersebut hanya akan menyimpan lebih sedikit karbon, daripada membiarkan hutan yang asli tetap berdiri atau tidak dibabat.

Meningkatkan Deforestasi

Jika kelapa sawit yang semula tergolong tanaman pertanian dianggap sama dengan tanaman hutan, hal ini memicu kekhawatiran yaitu menimbulkan semakin banyaknya deforestasi yang akhirnya mempercepat hilangnya hutan alam. 

Jika deforestasi meningkat, maka akan menimbulkan penurunan keanekaragaman hayati, terusirnya masyarakat adat dari tanah adat, bahkan meningkatnya risiko bencana alam seperti banjir, kebakaran hutan, hingga kekeringan.

Perkebunan Kelapa Sawit Melepaskan Lebih Banyak CO2

Seperti yang dilansir dari laporan Mongabay, banyak ahli meyakini bahwa ada manfaat bagi iklim karena menanam sawit, yaitu penyerapan karbon. Seorang Dekan Fakultas Kehutanan IPB, Naresworo Nugroho seperti yang ada di laporan Mongabay pada 2022 lalu menyebutkan bahwa tanaman sawit dapat menyerap 57,2 ton karbon dioksida ekuivalen per hektar per tahun. Angka itu dinilai lebih tinggi daripada penyerapan karbon dioksida ekuivalen dari tegakan pohon kayu seperti sengon (18 ton CO2e/hektar/tahun), jati (21 ton) dan pinus (20 ton).

Memang tidak dapat dipungkiri perkebunan kelapa sawit ikut berkontribusi dalam penyimpanan karbon, tapi tidak sebanyak hutan yang digantikannya. Bahkan, pembukaan lahan hutan yang masih berdiri hanya untuk membangun perkebunan kelapa sawit justru melepaskan lebih banyak CO2 atau karbon dioksida daripada yang dapat diserap dengan menanam kelapa sawit di lahan yang sama.

Hilangnya Habitat Spesies Terancam Punah

Hilangnya Habitat Spesies Terancam Punah.

Seperti yang kamu tahu, ada banyak spesies makhluk hidup yang tinggal di hutan alam. Tidak hanya tumbuh-tumbuhan, ada banyak jenis hewan, serangga, jamur, dan sebagainya yang tinggal di hutan yang semuanya memiliki peran penting untuk menjaga kelestarian alam.

Jika hutan alam diganti dengan kebun kelapa sawit yang hanya ditumbuhi satu tanaman saja yaitu kelapa sawit, maka keanekaragaman hayati yang ada di hutan bisa menurun. Selain itu, perkebunan kelapa sawit sendiri juga berkontribusi menghancurkan habitat spesies yang sudah terancam punah seperti orangutan, gajah kerdil, dan badak Sumatra.

Berkontribusi pada Perubahan Iklim

Berkontribusi pada Perubahan Iklim.

Digantinya hutan alam dengan kebun kelapa sawit dapat meningkatkan deforestasi. Selain itu, seperti menurut laporan WWF, hilangnya hutan alam apalagi ditambah dengan konversi tanah gambut yang kaya karbon akan melepaskan jutaan ton gas rumah kaca ke atmosfer yang akhirnya berkontribusi pada perubahan iklim.

Bahkan tidak dapat dipungkiri, masih ada laporan soal eksploitasi pekerja dan adanya pekerja anak dalam industri ini yang turut menimbulkan keprihatinan banyak orang.

Itu tadi Beauties, deretan alasan mengapa hutan alam tetap tidak bisa digantikan dengan kebun kelapa sawit. Di Langsir dari Media (Kutip dari Media  BEAUTYNESIA.ID).*

 

© Copyright 2022 - INFORIAUNEWS.COM